R.K Community - Sejak dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta,
Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) punya misi
menjadi kepala daerah yang selalu mendengar keluh kesah warganya.
Keduanya berjanji sebisa mungkin menanggapi dan mencari solusi berbagai
persoalan yang diadukan warga, demonstran maupun pengusaha.
Aduan itu pun siap mereka terima kapan saja. Baik di ruangan kerjanya
maupun di luar jam kerja tepatnya saat melakukan tinjauan ke
daerah-daerah.
Beberapa kalangan menyerang langkah mereka.
Meski demikian, baik Jokowi maupun Ahok memilih terus menjalankan konsep
kepemimpinan yang mereka rancang.
Keduanya punya cara
tersendiri menghadapi para tamu tak diundang itu. Ada yang menilai cara
mereka sebagai bentuk pencitraan yang berlebihan. Tapi Jokowi maupun
Ahok yakin pendekatan yang humanis pada warga bisa menyukseskan
pembangunan dan kesejahteraan suatu daerah.
"Blusukan kan ga
harus ke kampung-kampung aja bisa aja di rumah sakit di kelurahan apakah
pelayanan baik atau belum. Ini adalah bentuk manajemen, kalau manajemen
perencanaan sudah digarap," Jokowi.
"Ga akan selama lima tahun saya akan tetap (blusukan)," tegas Jokowi.
Hal yang sama juga dikatakan Ahok. Menurutnya, kritikan pada mereka
"Saya kira, kami baru bekerja selama satu bulan. Kalau kami blusukan,
ya itu kan gaya kerja masing-masing pemimpin pasti berbeda lah. Makanya
dulu enggak perlu blusukan ke kampung warga, cuma perlu ke DPRD saja,"
sindir Ahok.
Penolakan-penolakan itu pada akhirnya tetap
mendapat simpati publik. Buktinya, mediasi damai yang dilakukan Jokowi
maupun Ahok membuat mereka lebih bisa diajak diskusi dan duduk bersama
menyelesaikan masalah.
Berikut gaya nyentrik Jokowi dan Ahok saat mendengar keluhan warga maupun demonstran.
1. Saat anak-anak demo Jokowi dan Ahok
Jokowi maupun Ahok tampaknya memang senang berada di tengah
anak-anak. Maka itu, ketika kantornya digeruduk bocah-bocah kecil dan
lucu, keduanya malah menyambut dengan senang dan gembira.
Keduanya meladeni pertanyaan mereka bahkan sampai mengundang masuk ke ruang kerja.
"Siswa SDIT Al Iman Cipinang Elok Jakarta Timur menjawab pengen jadi
gubernur dan wakil gubernur. Kemudian Pak Ahok mempersilahkan untuk
melihat ruangan kerjanya di lantai 2 dan foto-foto," kata Maryani
petugas Pamdal yang berjaga di kantor Ahok di lantai 2, Balai Kota.
Di dalam ruang kerjanya, mereka  asyik berfoto bersama meski tak didampingi Ahok.
Tak hanya itu, Ahok juga sempat meladeni sekitar 50 warga Kebon Nanas,
Jakarta Timur, penghuni komplek kuburan China yang berdemo di Balai
Kota. Massa yang mayoritas ibu-ibu dan anak-anak SD meminta mereka tak
digusur.
"Kami mau digusur dan sekarang minta kejelasan soal
penggusuran. Dulu mau digusur sama Foke (Fauzi Bowo). Tapi sekarang
anak-anak sedang ujian, jadi kami minta penjelasan soal permukiman
kami," kata Andayan, salah satu warga Kebon Nanas di depan Balai Kota
Jakarta, Senin (5/11).
Anak-anak yang ikut demo terlihat masih
memakai seragam sekolah. Mereka membawa poster dari bekas kardus
bertuliskan meminta agar Jokowi tidak menggusurnya.
Menanggapi
aksi unjuk rasa itu, Ahok menegaskan selama pemerintahan Jokowi tidak
ada penggusuran. Dia meminta, jika ada warga yang akan digusur segera
melaporkan.
"Selama bapak (Jokowi) menjabat, tidak ada yang namanya penggusuran," kata Ahok.
2. Saat waria geruduk kantor Jokowi dan Ahok
Sebanyak 30 waria yang tergabung dalam Forum Komunikasi
Waria Indonesia mendatangi Balai Kota Jakarta. Kedatangan waria tersebut
dipimpin oleh Yulianus Rettoblaut atau biasa disapa Mami Yulie.
Mereka ingin bertemu Jokowi dan Ahok. Kepada keduanya, mereka menuntut diberikan Kartu Jakarta Sehat (KJS).
Sayang saat itu baik Jokowi dan Ahok sedang tidak ada di kantor. Mereka
hanya diterima Kepala Satpol PP DKI Jakarta Effendy Anas.
Meski gagal bertemu Jokowi dan Ahok, waria se-Jakarta itu menitipkan
undangan agar orang nomor satu di DKI 1 datang ke acara waria se-Jakarta
di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang akan digelar 1 Desember
mendatang.
"Kami akan ketemu Pak Satpol PP dan kemudian ke Pak Jokowi dan Pak Basuki," kata Mamie Yulie.
3. Saat sopir angkot mogok di Balai Kota
Ratusan sopir dan pengusaha angkutan umum di Jakarta mogok kerja. Mereka menolak pengesahan Raperda Transportasi.
Di sejumlah titik mereka berdemo, termasuk di depan kantor Jokowi dan Ahok di Balai Kota.
Lebih kurang tiga jam mereka berorasi, Jokowi maupun Ahok tak ada yang
menyapa sopir. Sampai akhir, sekitar pukul 13.30 WIB, sopir diundang
masuk ke ruang kerja Jokowi untuk berdialog.
"Kita diminta ke dalam," kata salah seorang perwakilan sopir angkot sambil masuk ke Balai Kota.
Tak lama berselang, Jokowi tiba-tiba keluar dari Balai Kota dan menemui
para sopir di luar pagar dan naik ke atas kap angkota kemudian menyapa
para sopir. Jokowi menyarankan para sopir menemui anggota DPRD karena
rancangan perda itu disahkan sebelum dia menjadi gubernur.
"Saya ini orang baru, Perdanya itu sudah lama, sebelum saya jadi
gubernur. Saya sudah ketemu Ketua Organda, untuk meminta rekomendasi
dari DPRD. Setelah rekomendasi dari DPRD detik itu juga akan
tandatangani. Dengan catatan ada rekomendasi dari dewan. Saya telepon
dewan supaya cepat prosesnya," kata Jokowi.
Meski demikian,
sebagai gubernur DKI Jakarta saat ini, Jokowi menegaskan tetap membela
orang-orang kecil. "Saya ingin yang kecil ini hidup dengan baik, Perda
itu semangatnya harus melindungi yang kecil-kecil. Jangan sampai raperda
yang muncul itu justru menghidupkan yang besar-besar," papar Jokowi.
Jokowi pun kemudian menyuruh para sopir itu untuk menyampaikan aspirasinya kepada para wakil rakyat Jakarta.
"Saudara-saudara menyampaikan aspirasi ke Dewan. Dengan satu syarat mau
diatur oleh pemda jangan sampe semau gue. Mau gak?" tanya Jokowi yang
berorasi sambil mengenakan pakaian dinas.
"Mau... Kita sekarang menuju ke DPRD seperti arahan Pak Jokowi," kata seorang sopir.
"Hidup Jokowi, hidup gubernur kita," pekik pendemo lainnya.
4. Saat buruh tuntut Jokowi dan Ahok naikkan upah
Seribuan buruh berunjuk rasa di Balai Kota DKI. Mereka menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP).
Aksi mereka mendapat respons langsung dari Wakil Gubernur Basuki
Tjahaja Purnama. Pria yang akrab disapa Ahok itu meladeni para buruh
yang menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi, dengan berorasi.
Awalnya Ahok ingin berbicara dari dalam pagar Balai Kota. Namun, buruh
menantang mantan Bupati Belitung Timur itu untuk keluar dan berorasi di
atas truk yang dibawa pendemo.
"Kalau peduli rakyat, sini ngomong di atas mobil," seru para pendemo.
"Oke," jawab Ahok sambil keluar gerbang.
Meski berpakaian dinas, Ahok langsung naik di mobil boks yang
dilengkapi pengeras suara. Ahok mengatakan, pihaknya sedang rapat
membahas apa yang menjadi tuntutan buruh.
"Kita sedang membahas upah buruh, kartu pintar dan kartu sehat," kata Ahok.
Saat kembali ke ruang kerjanya, Ahok mengundang buruh dialog di ruang
kerjanya. Sambil ngobrol santai, Ahok menyediakan nasi kotak untuk para
buruh. Dalam pembicaraan itu, Ahok berinisiatif mengajak buruh kopi
darat minimal sebulan sekali.
"Satu bulan sekali lah kita ngobrol, setelah habis magrib waktunya. Tapi dengan perwakilan buruh saja," kata Ahok.
5. Saat mahasiswa datangi Jokowi dan Ahok
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Forum
Mahasiswa Teknik Sipil Jakarta (FMTSJ) mendatangi Jokowi dan Ahok.
Kedunya pun tampak santai dan mendengarkan apa keluhan mereka soal
perbaikan di Kampung Apung, Kapuk, Jakarta Barat.
Jokowi
langsung menemui mereka. Sambil lesehan, Jokowi mendengarkan keluhan
mahasiswa. Begitu tahu masalah Kampung Apung yang selalu terendam
banjir, Jokowi segera menelepon Wali Kota Jakarta Barat.
Dia meminta wali kota untuk segera menyelesaikan permasalahan kampung Apung.
Hal yang sama juga dilakukan Ahok. Saat bertemu dengan Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) se-Jakarta, Ahok melakukan dialog panjang lebar tentang
berbagai permasalahan di Jakarta.
Ahok meminta agar mahasiswa
berperan aktif dalam membangun Jakarta. Bukan hanya sekadar demonstrasi.
Ahok meminta mahasiswa turut mengawasi kinerja PNS di DKI. Dia juga
meminta mahasiswa mengaudit keuangan Pemprov DKI Jakarta.
"Intinya DKI ingin membuka diri dan sebagai contoh untuk daerah lainnya.
Kita tawarkan seperti itu, di DKI tidak ada rahasia, bahkan penghasilan
saya tulis di website saya dan bisa dilihat. Kita tawarkan seperti
itu," jelas Ahok.
Menurut Ahok, Jakarta butuh mahasiswa sebagai
kontrol. "Saya mau mahasiswa jadi anggota DPRD. Atau jadi RT dan RW,
kalau lurah tak bisa karena lurah PNS," kata Ahok.
6. Saat didemo warga dan pedagang
Saat didemo warga Tanah Merah dan Pedagang Kaki Lima di
Senen, sebenarnya Jokowi maupun Ahok tak ada di tempat. Namun, setelah
mendengar apa yang menjadi tuntutan keduanya, Ahok dan Jokowi langsung
menanggapi dengan cepat.
Kepada warga Tanah Merah yang mendesak
dibuatkan KTP, Jokowi janji akan coba cari solusi bagaimana mereka bisa
memiliki identitas resmi Jakarta. Sedangkan kepada pedagang kaki lima,
Ahok berjanji akan mencarikan mereka tempat baru jika penggusuran
terjadi. Ahok bakal memasukkan mereka ke mal-mal secara gratis.