Entri Populer

Selasa, 22 Januari 2013

100 Hari sepak terjang Jokowi-Ahok di Jakarta

100 Hari sepak terjang Jokowi-Ahok di Jakarta

Kemaren tepat 100 hari Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Penghitungan 100 hari ini dihitung sejak keduanya dilantik oleh Mendagri Gamawan Fauzi, Senin 15 Oktober 2011.

Saat dilantik, Jokowi-Ahok berjanji akan membenahi ibukota. Pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan Gerindra ini pun mengusung sejumlah program. Mengatasi banjir Jakarta, macet dan mempercantik kampung kumuh menjadi program utama mereka.

Baru beberapa hari menjabat, Jokowi sudah membuat gebrakan. Dia blusukan meninjau kelurahan dan kecamatan. Para birokrat pun dibuat kalang kabut karena kunjungan Jokowi serba mendadak. Beberapa lurah dan camat mengusap keringat dingin karena tak ada saat Jokowi sidak. Kantor mereka pun belum dibuka.

Sementara itu Ahok kebagian membenahi birokrasi di Balai Kota DKI Jakarta. Dia memotong sejumlah anggaran yang dinilainya tak masuk akal, termasuk dana pidato yang mencapai Rp 1 miliar. Para birokrat yang leyeh-leyeh kena sentil Ahok. Dia membuat terobosan dengan mengup-load rapat-rapat di situs youtube. Semua orang kini bisa menyaksikan apa yang disampaikan saat rapat. Tidak ada lagi yang tertutup.

Beberapa program yang berhasil diselesaikan antara lain Kartu Jakarta Pintar, Kartu Jakarta Sehat, Car Free Night di malam tahun baru serta peningkatan upah minimum buruh menjadi Rp 2,2 juta. Mereka juga menggagas pembayaran pajak secara online untuk mencegah kebocoran, dan mewajibkan PNS menggunakan baju Betawi setiap hari Rabu.

Yang belum dilakukan tentu segudang. Pembangunan MRT tertunda. Begitu juga dengan monorail, dan program deep tunnel baru wacana. Jokowi-Ahok juga belum menambah ruang terbuka hijau dan meremajakan Kopaja.

Selain itu pembangunan stadion di bekas Taman BMW masih sebatas analisa. Begitu juga dengan pembangunan Masjid Agung Jakarta, pembangunan Kampung Deret di Ciliwung serta normalisasi tiga kali di jakarta.

Jelang 100 hari, Jakarta diterjang banjir besar. Fokus mereka pun berubah menjadi penanganan banjir. Baik Jokowi dan Ahok mengakui kalau program mereka terganggu akibat banjir besar ini.
"Jangan tanya 100 hari. Ini suasana kaya gini masih ada yang tanya 100 hari. Nantilah," kata Jokowi di Balai Kota, Senin (21/1).

"Ini juga ada hikmahnya lah, 100 hari ya baguslah, kami sendiri yang mengalami banjir," kata Ahok.
Walau babak belur diterjang banjir, Jokowi dan Ahok mengaku sama-sama masih optimistis membangun Jakarta. Mereka masih semangat menginginkan perubahan Jakarta baru.
"Wajahnya kayak gini, dilihat dong wajah saya. Lihat dong wajah saya. Masih toh, masih," tegas Jokowi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar