Apa yang ada dalam hatinya, kadang ia ucapkan dengan spontan. Apalagi kalau tidak sreg dengan hatinya, Ahok biasanya langsung bersuara lantang.
Gaya Ahok ini menuai pro dan kontra. Ada yang setuju seperti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan ada yang tidak. Menurut Jokowi, dia tidak bisa mengubah gaya wakilnya tersebut. "Tiap orang punya gaya sendiri-sendiri," kata Jokowi beberapa waktu lalu.
Ada juga yang tidak setuju seperi Sutiyoso. Mantan gubernur yang biasa disapa Bang Yos itu pernah mengingatkan agar Ahok tidak terlalu galak kepada bawahannya. Terlepas dari pro dan kontra, Ahok tetaplah Ahok. Sampai sekarang pun Ahok kerap bicara ceplas-ceplos. Berikut celetukan-celetukan Ahok setelah menjadi wagub:
1. Kampret bener
Ahok mengungkapkan kata ini setelah kesal melihat adanya
yang tidak beres dengan biaya konsultan dalam pembangunan Rumah Sakit
Koja, Jakarta. Meski dengan biaya konsultan besar, masih saja ada
pelayanan yang kurang.
"Rumah Sakit Koja sudah ngantre tiga hari di UGD. Padahal untuk konsultan saja itu Rp 10 miliar, apa-apaan itu, kalau bahasa kasarnya itu kampret bener," kat Ahok dalam acara mengawal uang rakyat di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (12/12).
Untuk mengawasi penggunaan anggaran, Ahok akan terjun langsung ke lapangan dalam mensosialisasikan Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 2011 tentang sistem perencanaan dan penganggaran terpadu. Dengan demikian, anggaran terpadu berjalan secara transparan. "Saya akan usahakan ikut keliling tiap hari sampai malam," ujar Ahok.
"Rumah Sakit Koja sudah ngantre tiga hari di UGD. Padahal untuk konsultan saja itu Rp 10 miliar, apa-apaan itu, kalau bahasa kasarnya itu kampret bener," kat Ahok dalam acara mengawal uang rakyat di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (12/12).
Untuk mengawasi penggunaan anggaran, Ahok akan terjun langsung ke lapangan dalam mensosialisasikan Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 2011 tentang sistem perencanaan dan penganggaran terpadu. Dengan demikian, anggaran terpadu berjalan secara transparan. "Saya akan usahakan ikut keliling tiap hari sampai malam," ujar Ahok.
2. Kampungan banget
Ahok pernah terlihat begitu emosi saat rapat dengan para
buruh di Balai Kota. Ahok naik pitam begitu mengetahui hasil rapatnya
tidak diketik sang staf.
Seorang PNS muda yang menjadi sasaran kemarahan Ahok hanya menulis notulensi di secarik kertas. "Kampungan banget itu, pakai BlackBerry, laptop anggarannya miliaran, mana tukang ketiknya itu?" kata Ahok melihat laptop di depan PNS itu masih tertutup, saat rapat segera berakhir.
Karena melihat PNS muda itu hanya sibuk dengan alat tulis dan secarik kertas, Ahok pun semakin emosi.
Seorang PNS muda yang menjadi sasaran kemarahan Ahok hanya menulis notulensi di secarik kertas. "Kampungan banget itu, pakai BlackBerry, laptop anggarannya miliaran, mana tukang ketiknya itu?" kata Ahok melihat laptop di depan PNS itu masih tertutup, saat rapat segera berakhir.
Karena melihat PNS muda itu hanya sibuk dengan alat tulis dan secarik kertas, Ahok pun semakin emosi.
3. Apa-apaan ini?
Ahok pernah kaget setelah melihat biaya pembuatan naskah
pidato gubernur dan wakil gubernur. Nilainya cukup besar, Rp 1,2 miliar.
Melihat isian RAPBD itu, Ahok langsung meminta anggaran sebesar itu dicoret. "Penulisan naskah gubernur dan wakil gubernur 1,2 miliar ya harus kami coret. Apa-apaan ini," kata Ahok di Balai Kota Jakarta beberapa waktu lalu.
Ahok mengaku kaget ada anggaran begitu besar hanya untuk penulisan naskah pidato gubernur dan wakil gubernur. Dia akan mengecek dan mengapa bisa muncul anggaran sebesar itu.
Melihat isian RAPBD itu, Ahok langsung meminta anggaran sebesar itu dicoret. "Penulisan naskah gubernur dan wakil gubernur 1,2 miliar ya harus kami coret. Apa-apaan ini," kata Ahok di Balai Kota Jakarta beberapa waktu lalu.
Ahok mengaku kaget ada anggaran begitu besar hanya untuk penulisan naskah pidato gubernur dan wakil gubernur. Dia akan mengecek dan mengapa bisa muncul anggaran sebesar itu.
4. Apa mau ribut?
Ahok pernah mengancam kepada guru-guru yang masih melakukan
pungutan liar. Ahok tidak segan-segan melaporkan ke pihak berwajib.
Bahkan jika ada komite sekolah atau guru yang tidak suka, dia siap
menghadapinya.
"Kalau ada pungli, maka akan masuk penjara. Sampaikan ke mereka (komite sekolah). Apa mau ribut dengan saya. Satu lawan satu saya ladeni," kata Ahok.
Mendengar nada keras dari Ahok, salah seorang pejabat dinas pendidikan langsung menjawab. "Kami malu kalau berantem sama Pak Wagub," ujar salah satu pejabat dinas.
Ahok menjelaskan, sekolah unggulan yang sudah ditentukan oleh DKI seharusnya tidak ada pungutan liar. Sebab, selama ini sudah mendapat kucuran anggaran dari APBD.
"Kalau ada pungli, maka akan masuk penjara. Sampaikan ke mereka (komite sekolah). Apa mau ribut dengan saya. Satu lawan satu saya ladeni," kata Ahok.
Mendengar nada keras dari Ahok, salah seorang pejabat dinas pendidikan langsung menjawab. "Kami malu kalau berantem sama Pak Wagub," ujar salah satu pejabat dinas.
Ahok menjelaskan, sekolah unggulan yang sudah ditentukan oleh DKI seharusnya tidak ada pungutan liar. Sebab, selama ini sudah mendapat kucuran anggaran dari APBD.
5. Seperti ular
Dalam rapat dengan Kepala Dinas Perumahan DKI Novizal, Ahok
memuji setinggi langit kinerja bawahannya tersebut. Setelah memberikan
presentasi, Ahok memuji kinerja Novizal.
Ahok mengaku suka gaya Novizal yang ngomong apa adanya. "Kalau ada kesulitan ngomong. Bapak ini tipenya ngomong. Jangan seperti pejabat lain, tak mau ngomong malah di belakang seperti ular. Makasih perumahan," kata Ahok saat menutup rapat.
Ahok juga memberikan sinyal akan mempromosikan Novizal. Sayangnya, Ahok tidak menjelaskan detail Novizal nanti diplot sebagai apa. "Bapak mesti mencari pengganti bapak. Kalau saya promosikan bapak pasti di tahan (pegawai perumahan)," ujarnya.
Ahok mengaku suka gaya Novizal yang ngomong apa adanya. "Kalau ada kesulitan ngomong. Bapak ini tipenya ngomong. Jangan seperti pejabat lain, tak mau ngomong malah di belakang seperti ular. Makasih perumahan," kata Ahok saat menutup rapat.
Ahok juga memberikan sinyal akan mempromosikan Novizal. Sayangnya, Ahok tidak menjelaskan detail Novizal nanti diplot sebagai apa. "Bapak mesti mencari pengganti bapak. Kalau saya promosikan bapak pasti di tahan (pegawai perumahan)," ujarnya.
6. Pecat
Untuk mengawasi penggunaan anggaran DKI, Ahok akan terjun
langsung ke lapangan dalam mensosialisasikan Peraturan Daerah Nomor 14
tahun 2011 tentang sistem perencanaan dan penganggaran terpadu. Dengan
demikian, anggaran terpadu berjalan secara transparan. "Saya akan
usahakan ikut keliling tiap hari sampai malam," ujar Ahok.
Jika menemukan ada penyimpangan anggaran, Ahok akan memecat pejabat eselon III. "Kami sudah pangkas 25 persen, tetapi pasti ada oknum yang nakal makanya kami pangkas setiap satuan unit. Tetapi kalau masih saja ada, ya sampai eselon tiga kita pecat saja," ujarnya.
Jika menemukan ada penyimpangan anggaran, Ahok akan memecat pejabat eselon III. "Kami sudah pangkas 25 persen, tetapi pasti ada oknum yang nakal makanya kami pangkas setiap satuan unit. Tetapi kalau masih saja ada, ya sampai eselon tiga kita pecat saja," ujarnya.
7. Sakit jiwa
Saat menggelar rapat dengan pejabat Dinas Pekerjaan Umum DKI
beberapa waktu lalu, Ahok juga terlihat emosional. Ahok meminta
kepada dinas PU agar memotong anggarannya 25 persen untuk dialihkan ke
kesehatan dan pendidikan.
"Jadi saya mohon maaf, saya agak sakit jiwa soal begituan, kalau curi uang rakyat. Jadi kedengarannya tidak enak, saya ingin minta potong 25 persen. Jadi sebelum mulai (rapat) kalau bapak bilang tidak sanggup kasih tahu saya alasannya, bapak pulang dulu kita analisa, tidak usah buang waktu rapat kita," tegas Ahok.
Bahkan, Ahok dengan setengah mengancam mengatakan, jika jajaran Dinas PU tidak sanggup memotong anggarannya sebesar 25 persen seperti yang diminta, dia akan memeriksa sendiri seluruh anggaran itu dan akan menentukan besarannya.
"Jadi saya mohon maaf, saya agak sakit jiwa soal begituan, kalau curi uang rakyat. Jadi kedengarannya tidak enak, saya ingin minta potong 25 persen. Jadi sebelum mulai (rapat) kalau bapak bilang tidak sanggup kasih tahu saya alasannya, bapak pulang dulu kita analisa, tidak usah buang waktu rapat kita," tegas Ahok.
Bahkan, Ahok dengan setengah mengancam mengatakan, jika jajaran Dinas PU tidak sanggup memotong anggarannya sebesar 25 persen seperti yang diminta, dia akan memeriksa sendiri seluruh anggaran itu dan akan menentukan besarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar