Untuk menata Jakarta, Jokowi punya program jangka pendek yang bisa menjadi peluang emas bagi sektor perbankan untuk mengembangkan pembiayaannya.
Asisten Deputi Bidang Transportasi DKI Rudi Siahaan menyebut, pembangunan DKI merupakan tanggung jawab semua pihak, bukan hanya tugas Jokowi.
"Jakarta ini bukan hanya punya DKI tapi tanggung jawab kita semua mulai dari Aceh sampai Papua," ungkapnya di acara Seminar Indonesia Infrastructure Outlook di Hotel Four Season Jakarta, Selasa (18/12).
Besarnya biaya membangun Jakarta, merupakan peluang bagi sektor lain. Setidaknya, ada 4 proyek Jokowi yang menjadi peluang emas bagi perbankan. Empat program yang disebut Rudi antara lain:
1. Proyek metromini dan kopaja masuk jalur Busway
Program Jokowi untuk memecah kemacetan Jakarta adalah dengan
menambah terus jumlah busway sebagai bentuk pembenahan transportasi
publik. Jokowi berencana akan menambah sebanyak 1000 busway yang fokus
pada jangka pendek.
Selain itu Jokowi juga berencana akan memberikan peluang untuk Metro Mini dan Kopaja untuk masuk jalur busway. Namun untuk masuk jalur busway, Kopaja dan Metro Mini harus memenuhi syarat standar pelayanan yang minimal harus sama seperti Busway. Standar yang dinilai adalah seperti kenyamanan, harus pakai AC, pelayanan, serta keamanan.
"Pemilik operator sekrang butuh dukungan finansial, dan ini merupakan kesempatan emas untuk perbankan. Dan ini juga mempercepat perbaikan public transport," ungkap Rudi.
Selain itu Jokowi juga berencana akan memberikan peluang untuk Metro Mini dan Kopaja untuk masuk jalur busway. Namun untuk masuk jalur busway, Kopaja dan Metro Mini harus memenuhi syarat standar pelayanan yang minimal harus sama seperti Busway. Standar yang dinilai adalah seperti kenyamanan, harus pakai AC, pelayanan, serta keamanan.
"Pemilik operator sekrang butuh dukungan finansial, dan ini merupakan kesempatan emas untuk perbankan. Dan ini juga mempercepat perbaikan public transport," ungkap Rudi.
2. Pembenahan kampung kumuh
Jokowi mempunyai program untuk membenahi kampung kumuh.
Pilot projectnya adalah penataan kawasan kumuh di sepanjang bantaran
kali Ciliwung.
Menurut Rudi, program ini akan dilakukan secara berkelanjutan dan tidak akan berhenti di Ciliwung. Jokowi masih akan terus membangun daerah daerah kumuh seperti di pinggiran kali dan pinggiran rel kereta api.
"Ini juga kesempatan emas juga bagi perbankan, stake holder berencana membangun ini dan dari sisi bisnis ini bisa diatur dan berapa lantai (rusunami). Dan stake holder butuh financial (keuangan) perbankan," jelas Rudi.
Menurut Rudi, program ini akan dilakukan secara berkelanjutan dan tidak akan berhenti di Ciliwung. Jokowi masih akan terus membangun daerah daerah kumuh seperti di pinggiran kali dan pinggiran rel kereta api.
"Ini juga kesempatan emas juga bagi perbankan, stake holder berencana membangun ini dan dari sisi bisnis ini bisa diatur dan berapa lantai (rusunami). Dan stake holder butuh financial (keuangan) perbankan," jelas Rudi.
3. Proyek MRT dan Monorail
Program Jokowi lainnya yang menjadi peluang emas untuk
perbankan adalah program transportasi massal seperti MRT dan Monorail.
Jokowi saat ini masih menggodok rencana pembuatan moda transportasi
tersebut dan masih dipusingkan dengan besarnya pembiayaan yang
dibutuhkan.
"Monorail yang besar untuk sektor financing. Kemacetan tidak Jakarta sendiri sendiri. Perbankan sangat dibutuhkan untuk monorail dan angkanya tidak sedikit," kata Rudi.
"Monorail yang besar untuk sektor financing. Kemacetan tidak Jakarta sendiri sendiri. Perbankan sangat dibutuhkan untuk monorail dan angkanya tidak sedikit," kata Rudi.
4. Penerapan pajak online
Program Jokowi yang juga membuka peluang emas bagi perbankan adalah penerapan pajak online dan pembayaran online di Jakarta.Â
Rudi mengatakan dalam penerapan program ini juga membutuhkan modal yang tidak sedikit untuk mempersiapkan infrastruktur pembayaran pajak secara online tersebut.
Selain membutuhkan dana yang besar, pembayaran pajak online juga mempunyai sisi positif yaitu membuat para pembayar pajak bankable karena telah berinteraksi secara tidak langsung kepada perbankan.
"Ini menggunakan jaringan dan sistem yang baru, bagaimana nanti semuanya jadi bankable, semua yang bayar pajak dan sebagainya. Infrastruktur jaringan online butuh dana," kata Rudi.
Rudi mengatakan dalam penerapan program ini juga membutuhkan modal yang tidak sedikit untuk mempersiapkan infrastruktur pembayaran pajak secara online tersebut.
Selain membutuhkan dana yang besar, pembayaran pajak online juga mempunyai sisi positif yaitu membuat para pembayar pajak bankable karena telah berinteraksi secara tidak langsung kepada perbankan.
"Ini menggunakan jaringan dan sistem yang baru, bagaimana nanti semuanya jadi bankable, semua yang bayar pajak dan sebagainya. Infrastruktur jaringan online butuh dana," kata Rudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar