Entri Populer

Minggu, 23 Desember 2012

5 Aksi Ahok Ala Detektif Ungkap Penyimpangan


 
 
R.K Community - Bagaikan detektif ulung, Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pernah menyamar dan mengintai untuk mengungkap praktek-praktek penyimpangan. Pria yang dijuluki 'Polisi jahat Pak Gubernur' ini bernyali besar dan tidak kenal kompromi menghadapi oknum perampok uang rakyat.

Ahok tidak segan-segan mengancam akan memasukkan pelaku pelanggaran hukum yang merugikan masyarakat ke sel penjara. Ia juga bakal memecat staf-stafnya jika terbukti menyelewengkan anggaran.

Suami Veronica Tan ini bertekad memerangi korupsi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih. Ia bekerja keras mengawasi uang rakyat dari tangan-tangan oknum dan pejabat nakal.

Berikut 5 gaya Ahok bagai detektif:
1. Menyamar di Rumah Sakit
 Ahok ternyata pernah melakukan incognito (menyamar) di rumah sakit saat menjadi Bupati Belitung Timur. Dari pengintaian itu dia menemukan penyimpangan hingga dimusuhi dokter.

"Saya dulu, pas jadi Bupati, tiap hari kerjanya ngintai. Jadi setiap malam minggu, saya ada di rumah sakit. Karena di rumah sakit di sana memang suka ada yang jualin obat-obat Askes," kata Ahok saat rapat dengan 50-an para direktur rumah sakit negeri dan swasta se-Jakarta di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (21/12/2012).

Ahok menceritakan ini karena selalu ada oknum, baik dari kalangan pejabat dan rumah sakit yang mempermainkan jatah uang kesehatan bagi rakyat kecil. Untuk itu, Ahok minta audit rujukan bagi tiap rumah sakit.

"Audit rujukan ini perlu diperbaiki. Semua kan ada oknumnya, pejabat dan rumah sakit, ada malingnya. Kalau memang dia (pasien) butuh Rp 100 juta, kita sediakan. Tambah Rp 100 juta, ya ditambah, kalau memang benar hasil auditnya. Kita juga kan tidak mau ada, yang dagangin rujukan," kata Ahok.

Dia lantas menambahkan, mengapa diadakan sistem online, termasuk untuk rujukan Kartu Jakarta Sehat (KJS) ini. Dengan sistem online itu, pasien yang membutuhkan dana yang lebih banyak bisa mudah dipantau.

Ke depan untuk mempermudah akses pemegang KJS, Pemprov DKI akan menambah rumah sakit dan menambah ruang rawat inap di Puskesmas. Ahok tak peduli bila gara-gara kebijakan ini dia dimusuhi, oleh dokter sekalipun.

Ahok lantas meminta rumah sakit yang setuju bekerja sama dengan Pemprov DKI untuk memperbaiki kontraknya. Ahok juga mewanti-wanti jangan bermain-main dengan pengadaan alat kesehatan.

2. Aparat Jangan Ditakuti
 Di mata Ahok, aparat kepolisian bukan momok yang menakutkan. Ia ingin hubungan antara polisi dan warga Jakarta berlangsung harmonis.

Ahok berharap penerapan car free night di malam pergantian tahun semakin mendekatkan polisi dan warga Ibukota.

"Pengamanan (Natal dan Tahun Baru), tanya ke polisi saja. Semoga semakin mendekatkan aparat dengan warga DKI. Aparat tidak usah ditakuti dan jangan dipersepsikan buruk. Saya kira aparat kita sekarang semakin baik," kata Ahok usai apel Operasi Lilin untuk Natal dan Tahun Baru di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (21/12/2012).

Ahok menjelaskan car free night akan diberlakukan di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin-Medan Merdeka Barat pukul 21.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB.

3. Jebloskan Calo ke Bui

Ahok berpendapat sistem Jamkesda online mampu mempersempit ruang gerak calo. Ahok mengancam calo-calo yang masih saja beroperasi akan masuk penjara.

"Misal, si A masuk rumah sakit, uangnya bisa habis 100 juta. Lewat calo saja, cari SKTM nembak, KTP nembak, dibayar, dapat. Kalau pake SKTM kan tidak keluar uang Rp 100 juta. Kalau dengan cara online ini, nggak akan bisa hidup calo. Apalagi kalau nipu-nipu pakai stempel rujukan palsu, kita penjara," ancam Ahok usai rapat dengan Dinas Kesehatan DKI di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2012).

Jamkesda tahun depan akan menerapkan sistem online dalam melayani kesehatan masyarakat Jakarta. Sistem ini akan dapat melayani 4,7 juta penduduk Jakarta. Calon pasien akan diverifikasi terkait kemampuan ekonomi serta rumah sakit rujukannya.

PT Askes sendiri adalah lembaga yang ditunjuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Ke depan, Puskesmas akan menjadi pintu pertama dalam melayani pasien. Jumlah dokter-dokter yang bersiaga di Puskesmas akan diperbanyak sehingga pasien tidak perlu selalu dirujuk ke rumah sakit.

"Puskesmas juga akan selalu mengaudit rujukan. Kami bekerjasama sama dengan UI menaruh pendidikan program yang kemarin yang spesialis di Puskesmas, jadi semakin tinggi kompetensi dokter," imbuh Ahok.

4. Seret Hukum Lurah Tukang Pungli

Ahok akan memproses hukum jika ada oknum lurah maupun camat yang terbukti menarik uang dari pedagang yang menggelar lapak di halte-halte Ibukota.

"Kalau ada indikasi hukum, kita bisa laporkan mereka karena melakukan pungli. Bisa pertanggungjawabkan keuangan nggak? Kalau mereka tetap seperti itu maka bisa masuk penjara," ujar Wagub yang biasa dipanggil Ahok ini di Balaikota, Kamis (12/12/2012).

Beberapa pedagang di halte mengaku mereka bisa berjualan di halte karena telah membayar uang retribusi kepada RT/ RW, lurah, dan camat setempat.

Ahok menjelaskan, ancaman penjara dapat dikenai kepada pengurus masyarakat jika mereka melakukan sesuatu atas nama negara tapi tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Ahok menjelaskan bahwa pihak Pemerintah Provinsi akan menertibkan pedagang-pedagang di halte dengan cara memberi mereka ruang berjualan.

"Itu kita lagi mau siapakan, itu lagi hitung. PD Pasar Jaya lagi kita tugasin, kita siapin tempat untuk pedagang-pedagang itu, musti sediakan 20% untuk para pedagang itu," lanjut Ahok

5. Pasang Agen Ganteng & Cantik

Ahok punya cara tersendiri memerangi narkoba. Ia bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Ahok mempersilakan BNN melakukan sidak mendadak ke jajarannya.

"Rutinlah (pertemuan dengan BNN)," kata Ahok usai menghadiri
upacara memperingati HUT ke-41 Korpri di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2012).

Ahok yang mengenakan baju Korpri ini dijadwalkan menerima kunjungan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Gories Mere sekitar pukul 13.00 WIB.

"Selama ini, wagub DKI menjadi Kepala BNN provinsi. Mungkin kita akan pasang agen-agen yang cantik dan ganteng supaya gampang menyaru (menyamar)," ujar Ahok sambil tertawa dan bergegas masuk ke dalam mobil.

Mantan Bupati Belitung Timur bersama BNN menggelar tes urine untuk petugas Satpol PP. Seorang petugas Satpol PP terindikasi menggunakan ganja.

Ahok akan menelusuri transaksi keuangan oknum Satpol PP tersebut. Bila terbukti dia bagian dari jaringan narkoba, maka pihaknya tak segan-segan melakukan pemecatan.

"Kalau ada iya, pecat satu orang yang pakai ganja," tegasnya.

Ke depan, guna mencegah pemakaian ganja dan narkoba, Ahok sedang memperketat aturan merokok di lingkungan Pemprov DKI. Ahok yakin, rokok adalah awal mula dari konsumsi ganja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar